Pemandangan Jalan Besar Gampong Batoh.
Gampong Batoh Memiliki Pabrik Produksi Tahu yang Membutuhkan 800 kg Kacang Setiap Harinya.
Yani, Sang Pendaur Ulang Sampah Yang Merupakan Penduduk Gampong Batoh.
Pasar Gampong Batoh, Tempat Penduduk Membeli Kebutuhan Kesehariannya.
Universitas Muhammadiyah Adalah Salah Satu Universitas Yang Berada Di Gampong Batoh.
Dari cerita histeri tokoh-tokoh tua Gampong Batoh, asal kata Gampong Batoh menurut cerita yaitu dulunya di gampong kami jika ada orang yang mau masuk ke keraton/kutaraja sampai di gampong kami apa yang dibawa diminta semua untuk pemeriksaan sesudah siap pemeriksaan baru bisa masuk ke kutaraja/kekeratonan kerajaan (dalam bahasa Aceh artinya Peukaba Toh) dimana pada waktu itu rumah-rumah belum banyak penduduk aslipun sedikit sekali. Menurut cerita orangtua-tua di gampong kami ada beberapa kuburan masa lalu seperti : kuburan Tgk Meunasah Guci terletak di tanah wakaf kuburan Umum Gampong Batoh merupakan kuburan ulama, dulu dikuburan tersebut disumpah orang untuk membuktikan benar atau salah, dan kuburan Tgk Lampoh Bungong termasuk juga salah salah kuburan keramat menurut cerita orang tua-tua.
Berdasarkan pemetaan pertahanan, tahan Gampong Batoh memiliki 2 status kepemilikan antara lain; milik dan milik adat terdiri dari tanah dan bangunan, tanah sawah, rawa-rawa, kebun kelapa dan lahan kosong (lahan hijau).
Populasi penduduk pada saat itu sangat lamban, pada tahun 1920 jumlah penduduk Gampong Batoh terdapat sekitar 15 Kepala Keluarga dan setelah kemerdekaan tahun 1945 kehidupan masyarakat masih sulit, akibat dari pendudukan Jepang dan agresi II Belanda Dimana Relawan Aceh Dikirim ke Medan Area, untuk melawan Belanda.
Pertumbuhan penduduk di Gampong Batoh terjadi setelah adanya perkawinan antar keluarga dan saudara, dimana masyarakat saat itu masih mengacu pada azas tuntunan agama.